“Saya tidak ingin para petani yang bekerja susah payah hanya mendapat
penghasilan yang rendah. Demikian juga dengan yang terjadi pada
industri tekstil dan kerajinan kita,” Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menegaskan, saat membuka Konsultasi Nasional APP 2015 di Istana Negara,
Rabu (20/2) pagi. “
Free is something, tetapi
fair trade juga harus ada pada tingkat dunia,” ujar Presiden.
Panel Tingkat Tinggi APP 2015 tersebut akan melakukan pertemuan
ketiga di Bali pada 25-27 Maret mendatang. Presiden SBY, bersama
Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan PM Inggris David Cameron,
merupakan ketua bersama dari panel yang dibentuk oleh PBB tersebut.
Selain itu, Presiden juga meminta isu pemberian dana yang selama ini
lebih diperuntukkan kepada perusahaan-perusahaan raksasa agar
diperbaiki. “Kalau yang dikasih dana itu perusahaan besar, lalu
pengusaha mikro kecil tidak dijalankan, ya bagaimana mungkin upaya
pemberantasan kemiskinan sejagad ini akan berhasil. Tolong didiskusikan
nanti,” SBY berpesan.
Isu aspek global dan kerja sama internasional merupakan satu dari
tiga agenda yang diminta Presiden SBY untuk didiskusikan dalam
Konsultasi Nasional APP 2015 ini. Dua isu lainnya adalah pengurangan
kemiskinan dan format baru APP 2015.
Untuk isu ketiga, Presiden setuju untuk memperbaiki dan mengembangkan
Tujuan Pembangunan Milenium atau MDGs. Namun, keputusan tersebut
tergantung dari anggota panel lainnya. Yang jelas, Presiden SBY sudah
menyampaikan pandangannya tersebut pada pertemuan panel di Monrovia,
Liberia, bulan lalu. Pada kesempatan itu, Presiden memberikan 3 opsi
terkait APP 2015. Pertama, mempertahankan tujuan MDGs yang sudah ada.
Kedua, menambahkan tujuan baru, dan ketiga format baru sama sekali.
“Saya sampaikan di sana, saya saranakan untuk tidak memilih opsi
nomor tiga. Lebih bagus mengembangkan opsi nomor satu atau dua,” SBY
menandaskan.
(webpresiden)